Sabtu, 26 September 2009

MUJAHIDIN solo di BUNUH dalam baku hantam OLEH densus 88 at KAFIR....!!!!

Baku Tembak Seperti di Temanggung Terulang di Kota Solo Rabu Malam

17-09-2009 | 05:04:20 WIB


Baku tembak seperti yang terjadi di Temanggung beberapa waktu lalu, kali ini kembali terjadi di kota Solo. Tepatnya di kampung Kepuh Sari, Kelurahan Mojosongo, Jawa tengah pada Rabu malam sejak pukul 23:00 WIB hingga Kamis dinihari.

Sekitar 1 Satuan Setingkat Kompi (SSK) merangsek masuk ke pemukiman tersebut, mereka terlihat membawa senjata lengkap.

Kabar yang beredar di tempat tersebut sedang dilakukan penggerebekan kelompok teroris. Sempat terdengar baku tembak dari lokasi tersebut. Belum diketahui apakah ada balasan tembakan dari dalam rumah yang dikepung tersebut. Polisi belum memberikan informasi resmi mengenai siapa yang mereka hadapi dari dalam rumah tersebut.

Pada Rabu malam, di daerah Surakarta tepatnya di kampung Semanggi telah dilakukan penangkapan terhadap pria bernama Bejo yang disinyalir menjadi tersangka terorisme. Setelah dilakukan penangkapan terhadap Bejo tersebut, kemudian dilakukan penggerebekan terhadap sebuah rumah di Mojosongo yang terletak di kota Surakarta bagian utara tersebut.

[muslimdaily.net]


Satu Polisi Terluka Terkena Tembakan di Penggerebekan Mojosongo

17-09-2009 | 06:29:18 WIB

Hingga saat ini masih belum dijelaskan siapa-siapa orang dari dalam rumah yang dikepung polisi tersebut. Kabarnya dari dalam rumah terdapat aksi tembakan balasan. Dalam aksi tembakan balasan tersebut, satu anggota polisi terluka terkena tembakan dan harus dibawa pergi dari lokasi kejadian.

Serangan tengah malam di kampung Kepuh Sari, Kelurahan Mojosongo, Jawa tengah ini juga dibarengi dengan pemadaman listrik di kampung tersebut. Hingga sekarang warga masih terlihat berkumpul di sekitar rumah. Dari jauh, beberapa kali terdengar masih terdengar suara letusan tembakan. Tidak diketahui dari arah mana tembakan tersebut, apakah dari dalam rumah atau dari pihak polisi.

Hingga pagi ini penggerebekan masih berlangsung, dan belum ada tanda-tanda akan cepat usai. Mojosongo terletak di Surakarta bagian utara, jarak dari Mojosongo ke pusat kota Surakarta hanya sekitar 15 menit perjalanan.

Menurut pernyataan polisi, di dalam rumah tersebut terdapa empat hingga lima orang.

Rumah tersebut diketahui dihuni oleh pasangan Abib Susilo dan Putri Munawaroh. Abib bekerja di ponpes Al Kahfi yang letaknya tidak begitu jauh dari Mojosongo.

[muslimdaily.net]


Update: 4 Meninggal Dalam Penggerebekan di Mojosongo

17-09-2009 | 07:12:06 WIB

Bagus Budi Pranoto alias Urwah dikabarkan meninggal dalam penggerebekan di Mojosongo tersebut. Tiga orang yaitu dua pria dan satu wanita dari dalam rumah tersebut dikabarkan meninggal, sementara satu pria lainnya dibawa ke rumah sakit.

Dugaan adanya empat orang meninggal itu diketahui dari empat mobil jenazah yang merapat ke rumah yang dikontrak Susilo sejak lima bulan lalu itu.

Empat mobil jenazah itu telah keluar dari halaman rumah yang dikepung itu sekitar pukul 07.53 WIB. Namun, belum bisa dipastikan apakah memang benar ada empat orang meninggal, karena wartawan juga tidak diperbolehkan mendekat

Kemungkinan besar diantara yang meninggal tersebut adalah Urwah, buron polisi selama ini dalam kasus bom Marriott dan Ritz Carlton. Sedang dua korban lain kemungkinan adalah pemilik rumah yaitu Abib Susilo dan Putri Munawaroh. Sementara satu korban luka dibawa ke rumah sakit untuk diidentifikasi.

Kabar yang beredar, tubuh para korban hancur terkena berondongan tembakan. Dari dalam rumah yang dikepung tersebut, berkali-kali terdengar pekikan takbir Allahu Akbar.

[muslimdaily.net]


Dua Manusia Lemah Itu Hampir Terbunuh dalam Penggerebekan

17-09-2009 | 11:08:40 WIB

MUSLIMDAILY- Sejak Rabu malam, 16 September 2009 (malam 27 Ramadhan 1430 H, pukul 23.00 WIB) pasukan Datasemen Khusus 88 (Densus 88) kembali menggelar pengepungan terhadap sebuah rumah yang di dalamnya terdapat sekelompok orang yang diduga memiliki hubungan dengan jaringan "teroris". Drama serupa yang pernah terjadi di Temanggung, Jawa Tengah satu bulan yang lalu, kali ini terjadi lagi di Kampung Kepohsari, Mojosongo, Solo, Jawa Tengah.

Drama pengepungan ini jelas memancing kedatangan berbagai media, baik elektronik maupun cetak. Sejak semalam, telah banyak media massa yang mencoba meliput kejadian ini dari jarak dekat. Beberapa dari mereka mewawancarai warga setempat yang diungsikan dengan harapan mengetahui apa yang tengah terjadi dan bagaimana pribadi sosok-sosok yang sedang dikepung.

Menurut keterangan Ketua RT setempat, Bapak Suratmin, rumah yang dikepung semalam hingga pagi tadi merupakan rumah milik Sugiyanto yang sedang dikontrak oleh sepasang suami istri yang baru menikah, yaitu Adib (Susilo, 24 tahun) dan Putri Munawaroh (20 tahun). Mereka telah mengontraknya kurang lebih selama enam bulan terakhir. Sebelumnya, Adib merupakan warga Kagokan RT 2/11 Pajang Laweyan Solo. Sedangkan Putri Munawaroh berasal dari Ngenden, Banaran, Grogol, Sukoharjo. Warga mengenal Adib sebagai pengajar Ponpes Al Kahfi Mojosongo. Sejak kepindahan mereka ke kampung Kepohsari ini, sang istri membuka Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) di rumah tersebut, demi menanamkan sejak dini nilai-nilai keutamaan yang terkandung di dalam Al Qur'an bagi anak-anak tetangga di sekitarnya.

Selama ini Adib juga telah melakukan kewajibannya selaku warga RT 3 RW 11 kampung Kepohsari dengan menyerahkan KK dan KTP pada Ketua RT setempat. Tidak ada yang mencurigakan bagi ketua RT tersebut. Para tetangga juga menyatakan tidak terlalu kenal dengan penghuni rumah itu, karena mereka termasuk penghuni baru kampung itu. Tapi mereka menilai, keduanya merupakan sepasang suami istri yang baik dan ramah.

Namun justru dengan kedatangan dan aksi pengepungan densus inilah, masyarakat "mulai" berpikir macam-macam dan mulai melekatkan stigma buruk kepada penerapan beberapa hal dalam syariat Islam. Alam pikiran mereka mulai tergiring dalam arus pemahaman bahwa kaum Muslimin yang menerapkan perintah Syari'at Islam, misalnya dengan tidak isbal (celananya dinaikkan hingga tampak mata kakinya) adalah teroris. Hal ini dapat dilihat dari komentar warga setempat, "Saya baru tau kalau ternyata mereka itu termasuk jaringan teroris, padahal mereka itu kelihatannya baik. Pantas saja masnya itu celananya agak cingkrang (penerapan syari'at Islam untuk tidak isbal, pen)."

Dalam hal ini, kaum Muslimin sudah semestinya waspada. Agar tidak termakan opini yang digiring media ataupun masyarakat sekitar, yang dapat mematikan sebagian atau seluruh karakter kaum Muslimin sebagai umat Islam, yang sebelumnya telah bersusah payah berupaya menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi laranganNya.

Kembali kepada drama pengepungan tersebut, warga setempat menyampaikan bahwa suara rentetan tembakan di lokasi pengepungan itu masih terdengar sejak semalam hingga lepas sholat shubuh. Menjelang jam 6 pagi, terdengar suara ledakan sekurangnya dua kali dengan disusul tembakan bertubi-tubi setelahnya. Akibatnya atap rumahpun runtuh dan kaca jendelapun pecah. Seusai penyerangan itu polisi melemparkan 4 mayat tersebut dari dalam rumah sampai ke luar melewati pagar dan jatuh di bawah pohon mangga sambil berceceran darah.(lihat gambar ekslusifnya.red)

Pukul 8 kurang, drama penggerebekan itupun usai. Tampak empat mobil jenazah Polda Jateng keluar dari kampung Kepohsari setelah bungkusan kantung jenazah berwarna oranye dimasukkan ke dalamnya. Menurut informasi, masing-masing mobil jenazah itu mengangkut 1 jenazah di dalamnya. Berdasarkan identifikasi pihak kepolisian, dikabarkan salah satu jenazahnya adalah seorang wanita. Jenazah ini diduga merupakan jenazah Putri Munawaroh, seorang muslimah yang tengah mengandung seorang bayi dalam rahimnya. Namun, kabar ini pun masih simpang siur mengenai apakah muslimah yang tengah hamil ini ikut terbunuh ataukah masih hidup setelah peristiwa kontak senjata dalam penggerebekan tersebut.

Dua Manusia Lemah, Ibu dan Bayinya

Indonesia merupakan negara yang sangat menjunjung tinggi Hak-hak Asasi Manusia. Hal itu pulalah yang menjadi pendorong bagi Indonesia untuk kembali menetapkan UU HAM pada tahun 1999. Dalam UU HAM itu, tepatnya pada BAB III, mengenai HAM dan Kebebasan Manusia, setidaknya terdapat 7 ayat yang patut dipertanyakan berkaitan dengan kejadian tersebut di atas. Pasal-pasal yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Pasal 41

(2) Setiap penyandang cacat, orang yang berusia lanjut, wanita hamil, dan anak-anak, berhak memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus.

Pasal 45

Hak wanita dalam undang-undang ini adalah hak asasi manusia.

Pasal 49

(2) Wanita berhak mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan pekerjaan atau profesinya terhadap hal-hal yang dapat mengancam keselamatan dan atau kesehatannya berkenaan dengan fungsi reproduksi wanita.

(3) Hak khusus yang melekat pada diri wanita dikarenakan fungsi reproduksinya, dijamin dan dilindungi oleh hukum.

Pasal 52

(1) Setiap anak berhak atas perlindungan orang tua, keluarga, masyarakat, dan negara.

(2) Hak anak adalah hak asasi manusia dan untuk kepentingannya hak anak itu diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak dalam kandungan.


Pasal 63

Setiap anak berhak untuk tidak dilibatkan dalam peristiwa peperangan, sengketa bersenjata, kerusuhan sosial, dan peristiwa lain yang mengandung unsur kekerasan.

Lalu, bagaimana dengan kejadian (hampir) terbunuhnya seorang wanita dengan bayi yang sedang dikandungnya (dua manusia lemah) dalam drama pengepungan dan penggerebekan di Kampung Kepohsari pagi ini, terhadap pelaksanaan UU HAM yang selama ini didengung-dengungkan? Bukankah ini jelas-jelas melanggar nilai-nilai HAM?

Amatlah nyata, bahwa hal ini akan menjadi noda hitam sejarah Indonesia, yang sebelumnya telah membuat UU HAM dengan tangan-tangan mereka sendiri, namun ternyata dilanggar juga.

Subhanallah, Maha Benar Allah dengan segala Firman dan Teguran-Nya.

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ (٥٠)

Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ? (QS Al Maidah : 50) (ص'l/muslimdaily.net)



Pengamat Intelijen: Noordin M Top Sedang I'tikaf Di Jawa Barat

17-09-2009 | 14:01:36 WIB

Benarkah Noordin M Top tewas dalam penggerebekan di Solo? Pengamat terorisme Dynno Creesbon meragukannya. Menurutnya Noordin tidak termasuk dalam 4 orang tewas dalam penggerebekan Densus 88.

"Bukan Noordin karena menurut sumber, Noordin itu sedang iktikaf selama 10 hari menjelang lebaran ini di Jawa Barat," kata Dynno sebagaimana dikutip dari detikcom, Kamis (17/9/2009).

Selain itu, keyakinan Dynno juga didasari selama ini Urwah dan Noordin tidak pernah bersembunyi di tempat yang sama secara bersamaan. "Tidak mungkin Urwah dan Noordin jadi satu begitu. Saya yakin bukan Noordin," kata Dynno.

Tapi sumber polisi menyebut ciri-ciri jenazah sangat mirip dengan Noordin? "Belum ada satupun polisi di Indonesia yang mengetahui ciri-ciri Noordin saat ini. Jadi nggak bisa bilang begitu," jawab Dynno.

Kalau memang sedang i'tikaf, kenapa tidak langsung ditangkap saja ya?

(muslimdaily/dtk)


Keganjilan Penyergapan Di Solo, Mereka Meninggal Sebelum Diberondong Peluru

17-09-2009 | 14:07:22 WIB

Walaupun terbilang sukses menangkap beberapa "teroris", namun sejumlah keganjilan dalam operasi penggrebekan di Kepuhsari Mojosongo Jebres, Solo itu sedikit mulai terkuak. Diduga para korban yang tewas dalam penggrebekan itu sudah meninggal sekitar pukul 00.00 - 00.30 sebelum rumah tersebut terbakar habis. Seorang petugas keamanan yang ikut memeriksa kondisi para korban memastikan mereka tewas luka tembak. Tidak ada bekas luka bakar.

Ia memperkirakan, penyebab kebakaran itu berasal dari tabung tangki sepeda motor yang terkena peluru atau ledakan bom TNT yang dilempar petugas sehingga membakar rumah tersebut. Setelah api berkobar, muncul dua unit mobil pemadam kebakaran yang ikut memadamkan lokasi kejadian.

Seorang sumber yang bertugas sejak Maghrib itu mengaku sejak tengah malam hingga dinihari tidak ada tembakan perlawanan dari dalam rumah. Walaupun belakangan ditemukan senjata otomatis AK47 namun tidak bisa dipakai.

''Setahu saya, ada tiga jenis senjata api yang dipakai. Kalau saya amati desingan pelurunya sama dan semuanya searah,'' ujar sumber tadi.

Anehnya setelah kobaran api berhasil dijinakkan, berondongan peluru aparat hingga pagi justru makin intensif. ''Padahal dari dalam sama sekali tidak perlawanan. Jadi bukan baku tembak lagi tapi berondongan senapan satu arah,'' tutur sumber tadi.

Kecurigaan seperti itu kini berkembang di sekitar tempat kejadian. Adakah tembakan demi tembakan yang berlangsung paska kebakaran itu hanya sekedar kamuflase yang dibuat aparat seperti Temanggung? Masih perlu pembuktian yang lebih dari cukup.

''Yang pasti tadi saya lihat semuanya terkena luka tembak, termasuk istri Susilo yang sedang hamil. Tidak ada luka bakar pada tubuh mereka.'' (muslimdaily/rol)


TPM Sesalkan Penggerebekan di Solo
17-09-2009 | 14:29:31 WIB

Tim Pembela Muslim (TPM) menyayangkan penggerebekan yang dilakukan Densus 88 di Jebres, Solo, Jawa Tengah, sejak Rabu malam. Pasalnya penggerebekan dilakukan secara membabi buta.

Pembina TPM, Achmad Michdan mengatakan pihaknya meminta polisi menangkap pelaku teroris yang sebenarnya, yaitu Noordin M Top.

"Bukan orang lain yang malah menjadi korban," jelasnya saat ditemui di Bandung sebgaimana dikutip dari okenews.com, Kamis (17/9/2009).

Menurutnya belum jelas apakah orang yang berada di rumah itu terlibat terorisme atau tidak. Ia menyangkan penggerebekan berujung kematian, meski orang yang di dalam rumah itu belum tentu terlibat aktivitas terorisme.

"Sudah jelaskan pelakunya Noordin M Top, kenapa sampai sekarang belum tertangkap. Kenapa orang yang belum jelas teroris malah jadi korban dan setiap penggerebekan selalu berakhir kematian orang dalam rumah," sesalnya.

Ia menjelaskan, semestinya penangkapan dilakukan profesional dengan membiarkan tersangka dalam kondisi hidup. Hal ini akan mengungkap pelaku sebenarnya.

"Bila ditangkap hidup-hidup mungkin bisa memperoleh informasi terkait kegiatan teroris tersebut," ungkapnya.

TPM akan melakukan upaya hukum dan advokasi kepada keluarga korban yang tewas di Solo. "Tadi sudah ada belasan orang dari TPM yang ada di Solo. Nanti kita akan menyelidiki ke TKP untuk menghimpun informasi dari keluarga atau pun tetangga," imbuhnya. (muslimdaily/oke)

Noordin M Top Telah Terverifikasi Terbunuh dalam Drama Penggerebekan Seri 2
17-09-2009 | 16:22:57 WIB

MUSLIMDAILY - Dalam konferensi pers yang diadakan oleh Kapolri pada sekitar pukul 15:50 WIB, Jenderal Bambang Hendarso Danuri menyampaikan kepada media massa bahwa Amir Tandzim Al Qaeda Indonesia, Noordin M Top telah terbunuh dalam peristiwa pengepungan dan penggerebekan seri 2 yang terjadi sejak semalam hingga pagi tadi. Hal ini berdasarkan pencocokan data ante mortem berupa sidik jari jenazah dengan sidik jari yang dikirim oleh PDRM (Polisi DiRaja Malaysia), di mana ada 14 titik yang cocok pada test sidik jari ini dengan sidik jari Amir Al Qaedah Indonesia yang selama ini menjadi target pemburuan polisi Indonesia selama 9 tahun.

Pihak kapolri bersyukur atas berkah dan kehadirat Allah yang telah memudahkan mereka untuk menjadi algojo yang akhirnya berhasil membunuh Amir Tandzim Al Qaeda Indonesia ini. Kegembiraan ini, walaupun berbeda versi kebahagiaan yang dirasakan, tentu saja dialami oleh sebagian umat Islam di Indonesia lainnya yang juga sangat bersyukur bahwa Noordin M Top, Adib Susilo, Urwah dan Aryo inshaAllah telah berhasil memperoleh kemuliaan di sisi Allah sebagai lelaki-lelaki paling utama dengan kembali ke pangkuan-Nya sebagai syuhada' (inshaAllah) pada bulan mulia ini, yakni pada malam 27 Ramadan 1430 H, saat mereka melakukan amalan paling utama dalam Islam yakni berjihad di jalan-Nya demi membela agamanya, membela darahnya, dan melindungi darah saudara-saudara sesama muslim yang juga terkepung di situ saat itu.

Sebagaimana disampaikan oleh Sa’id bin Zaid radhiyallah ‘anhu, dimana beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, artinya: “Barangsiapa yang mati karena membela (mempertahankan) hartanya maka dia syahid. Barangsiapa mati karena membela keluarganya maka dia syahid, barangsiapa mati karena membela agamanya maka dia syahid dan barangsiapa mati karena membela darahnya maka dia syahid.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

[Muslimdaily.net]

Tiga Keutamaan Akhir Ramadan Serta Foto Jenazah (Asy Syahid, inshaAllah) Noordin M Top CS


18-09-2009 | 08:02:46 WIB

MUSLIMDAILY - Hari Raya Idul Fitri 1430 H tinggal beberapa hari lagi, lagi-lagi umat Islam harus menyaksikan adegan drama reality pengepungan dan penggerebekan seri 2 di Kepohsari, Mojosongo kemarin. Suatu hal yang di sisi lain mengundang kesedihan, kesedihan karena tidak mampu menolong saudaranya yang sedang terdzolimi. Bagaimanapun juga, terhadap mereka yang dikepung menurut asas praduga tak bersalah, tetap tidak bisa dibenarkan apabila media dan masyarakat secara membabi buta membunuh karakter mereka, para muslimin yang kebetulan namanya tercantum dalam daftar pencarian orang atas kejahatan tertentu, sebelum tuduhan tersebut terbukti kebenarannya.

Sebagai umat Islam, semestinya kita ingat bagaimana Rasulullah memberikan tauladan bahwa proses penghukuman dalam Islam itu harus selalu ada pembuktian dan tidak ada hukuman sebelum proses pembuktian berjalan. Kalaupun saksi (akhirnya) mundur dari kesaksiannya, maka ia (tersangka) bisa bebas atau bahkan diberi kesempatan taubat (bagi pezina, dalam tarikh Islam). Sehingga tidak perlu heran apabila ada sebagian umat Islam tetap menganggap bahwa terbunuhnya Noordin M Top CS justru menghantarkan mereka meraih gelar syuhada' (inshaAllah). Karena mereka telah didzalimi haknya sebagai seorang muslim, yang semestinya tidak boleh dihukum atau bahkan dibunuh terlebih dahulu sebelum benar-benar terbukti melakukan semua tuduhan yang ditujukan pada mereka.

Di akhir ramadhan ini, kaum muslimin banyak mendapatkan kenikmatan dan keutamaan yang begitu berlimpah.

asySyahid (inshaallah) Noordin M TOP cs

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah [2] : 185)

Ibnu Katsir rahimahullah tatkala menafsirkan ayat yang mulia ini mengatakan,”(Dalam ayat ini) Allah Ta’ala memuji bulan puasa –yaitu bulan Ramadhan- dari bulan-bulan lainnya. Allah memuji demikian karena bulan ini telah Allah pilih sebagai bulan diturunkannya Al Qur’an dari bulan-bulan lainnya. Sebagaimana pula pada bulan Ramadhan ini Allah telah menurunkan kitab ilahiyah lainnya pada para Nabi ’alaihimus salam.” (Tafsirul Qur’anil Adzim, I/501, Darut Thoybah)

Ayat ini juga menjelaskan fungsi al-Quran sebagai هُدًى لِلنَّاسِ hudan li an-nâs (petunjuk bagi manusia), بَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى bayyinât min al-hudâ (penjelas), dan الْفُرْقَانِ al-furqân (pemisah/pembeda).

Imam Qurthubi mengatakan, bahwa tafsir dari firman Allah Swt. hudan li an-nas wa bayyinat min al-huda wa al-furqan adalah sebagai berikut:

Hudan dibaca nashab karena ia berkedudukan sebagai hâl dari al-Quran. Susunan kalimat semacam ini bermakna hâdiyan lahum (petunjuk untuk mereka). Frasa wa bayyinât berkedudukan sebagai ‘athaf ‘alayh.

Al-hudâ sendiri bermakna al-irsyâd wa al-bayân (petunjuk dan penjelasan). Maknanya, al-Quran secara keseluruhan—baik ayat-ayat muhkâm, mutasyâbihât, maupun nâsikh dan mansûkh—jika dikaji dan diteliti secara mendalam, akan menghasilkan hukum halal dan haram, nasihat-nasihat, serta hukum-hukum yang penuh hikmah. Adapun al-furqân bermakna mâ farraqa bayn al-haq wa al-bâthil” (hal yang bisa memisahkan antara yang haq dan yang batil).

Frasa hudan li an-nâs juga bermakna rasyâdan li an-nâs ilâ sabîl al-haq wa qashd al-manhaj (petunjuk kepada umat manusia menuju jalan kebenaran dan metode yang lurus);

bayyinât min al-hudâ bermakna wâdlihât min al-hudâ (petunjuk-petunjuk yang sangat jelas), artinya bagian dari petunjuk yang menjelaskan tentang hudûd Allah, farâ’idh-Nya, serta halal dan haram-Nya;

al-furqân bermakna al-fashl bayn al-haq wa al-bâthil (pemisah antara kebenaran dan kebathilan). Makna semacam ini sejalan dengan hadis yang diriwayatkan dari al-Suddi (yang artinya), “Maksud dari firman Allah Swt. wa bayyinât min al-hudâ wa al-furqân adalah bayyinât min al-halâl wa al-harâm. (penjelasan yang menjelaskan halal dan haram).

Al-Hafidz al-Suyuthi juga menjelaskan, bahwa al-hudâ bermakna petunjuk yang dapat menghindarkan seseorang dari kesesatan; bayyinât min al-hudâ bemakna ayat-ayat yang sangat jelas serta hukum-hukum yang menunjukkan seseorang kepada jalan yang benar; dan al-furqân bermakna pemisah antara kebenaran dan kebatilan.

Ayat di atas telah menggambarkan betapa Allah Swt. telah memuliakan dan mengagungkan bulan Ramadhan di atas bulan-bulan yang lain. Sebab, pada bulan itu Allah Swt. menurunkan al-Quran yang berisikan petunjuk, penjelasan, serta pemisah antara yang haq dan yang batil. Tidak hanya itu, al-Quran juga adalah sumber segala sumber hukum bagi kaum Muslim yang tidak boleh diingkari dan diacuhkan. Dalam hal ini, Ibn Taimiyah berkata, “Barangsiapa tidak mau membaca al-Quran berarti ia mengacuhkannya; barangsiapa membaca al-Quran namun tidak menghayati maknanya berarti ia juga mengacuhkannya; barangsiapa yang membaca al-Quran dan telah menghayati maknanya tetapi tidak mau mengamalkan isinya berarti ia mengacuhkannya.”

1. Laylatul Qadr

bahwa al-Quran al-Karim telah diturunkan Allah Swt. pada bulan Ramadhan. Dalam ayat lain al-Quran diturunkan pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar) dan pada malam yang diberkati (Lailatul Mubarokah). Al-Quran telah menyatakan hal ini dengan sangat jelas:

]إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ[

Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi. (QS ad-Dukhan [44]: 3).

]إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ[

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada Malam Kemuliaan (Lailatul Qadar). (QS al-Qadr [97]: 1). Ali ash-Shabuni menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Layl Mubârakah (Malam yang Diberikahi) adalah malam yang sangat agung dan mulia, yaitu Lailatul Qadar, yang terdapat pada bulan yang penuh berkah (bulan Ramadhan). Hal senada dinyatakan oleh Ibn Jauzi.

Lailatul Qadar juga disebut sebagai malam yang penuh keberkahan, karena pada malam itu Allah Swt. menurunkan kepada hamba-Nya al-Quran al-Karim yang di dalamnya berisi keberkahan, kebaikan, dan pahala.

dalam kitab Majmu Fatawa Arkanil Islam Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin "Artinya : Barangsiapa bangun shalat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan keikhlasan maka dosanya yang telah lalu diampuni" [Hadits Riwayat Bukhari "Kitab Iman" Bab Sunnah Shalat Bulan Ramadhan Termasuk Dari Iman (37). Dan Muslim "Shalat Musafirin" Bab Hasungan Untuk Shalat Bulan Ramadhan (173).]

2. Keutamaan Jihad

Jihad memerangi musuh Islam tujuannya agar agama Allah tegak di muka bumi, bukan sekedar membunuh mereka.
Allah al-‘Aziiz berfirman:

"Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) agama itu hanya untuk Allah saja. Jika mereka ber-henti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zhalim"[Al-Baqarah: 193]

Ibnu Jarir ath-Thabari (wafat th. 310 H) rahimahullahu berkata: “Perangilah mereka sehingga tidak terjadi lagi kesyirikan kepada Allah, tidak ada penyembahan kepada berhala, kemusyrikan dan ilah-ilah lain, sehingga ibadah dan ketaatan hanya kepada Allah saja tidak kepada yang lain.” [Tafsiiruth Thabari (II/200).]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Allah…” [HR. Al-Bukhari (no. 25) dan Muslim (no. 22) dari Sahabat Ibnu ‘Umar Radhiyallahu ‘anhuma]

Abu ‘Abdillah al-Qurthubi (wafat th. 671 H) rahimahullah berkata: “Ayat dan hadits di atas menunjukkan bahwa sebab ‘qital’ (perang) adalah kekufuran.” [Tafsiir al-Qurthubi (II/236), cet. Darul Kutub al-‘Ilmiyah]

Syaikh as-Sa’di rahimahullahu berkata: “Maksud dan tujuan dari perang di jalan Allah bukanlah sekedar menumpahkan darah orang kafir dan mengambil harta mereka, akan tetapi tujuannya agar agama Islam ini tegak karena Allah di atas seluruh agama dan menghilangkan (mengenyahkan) semua bentuk kemusyrikan yang menghalangi tegaknya agama ini, dan itu yang dimaksud dengan ‘fitnah’ (syirik). Apabila fitnah (kemusyrikan) itu sudah hilang, tercapailah maksud tersebut, maka tidak ada lagi pembunuhan dan perang.” [Taisiirul Kariimir Rahmaan fii Tafsiiri Kalaamil Mannaan (hal. 89), Mu-assasah ar-Risalah, cet. I, th. 1420 H.]

Jadi, jihad disyari’atkan agar agama Allah tegak di muka bumi. Karena itu sebelum dimulai peperangan diperintahkan untuk berdakwah kepada orang-orang kafir agar mereka masuk Islam. [Muhimmatul Jihad oleh ‘Abdul Aziz bin Rais ar-Rais, th. 1424 H]

Keutamaan jihad sangat banyak sekali, di antaranya adalah:

1. Geraknya mujahid (orang yang berjihad di jalan Allah) di medan perang itu diberikan pahala oleh Allah. [at-Taubah:120-121.]

2. Jihad adalah perdagangan yang untung dan tidak pernah rugi. [ash-Shaaf: 10-13]

3. Jihad lebih utama daripada meramaikan Masjidil Haram dan memberikan minum kepada jama’ah haji. [at-Taubah: 19-21]

4. Jihad merupakan satu dari dua kebaikan (menang atau mati syahid). [at-Taubah: 52.]

5. Jihad adalah jalan menuju Surga. [Ali ‘Imran: 142.]

6. Orang yang berjihad, meskipun dia sudah mati syahid namun ia tetap hidup dan diberikan rizki. [Ali ‘Imran: 169-171]

7. Orang yang berjihad seperti orang yang berpuasa tidak berbuka dan melakukan shalat malam terus-menerus. [HR. Al-Bukhari (no. 2785), Muslim (no. 1878), at-Tirmidzi (no. 1619) dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu.]

8. Sesungguhnya Surga memiliki 100 tingkatan yang disediakan Allah untuk orang yang berjihad di jalan-Nya. Antara satu tingkat dengan yang lainnya berjarak seperti langit dan bumi. [HR. Al-Bukhari (no. 2790) dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu]

9. Surga di bawah naungan pedang. [HR. Al-Bukhari (no. 3024-3025) dari Sahabat ‘Abdullah bin Abi ‘Aufa Radhiyallahu ‘anhu]

10. Orang yang mati syahid mempunyai 6 keutamaan: (1) diampunkan dosanya sejak tetesan darah yang pertama, (2) dapat melihat tempatnya di Surga, (3) akan dilindungi dari adzab kubur, (4) diberikan rasa aman dari ketakutan yang dahsyat pada hari Kiamat, (5) diberikan pakaian iman, dinikahkan dengan bidadari, (6) dapat memberikan syafa’at kepada 70 orang keluarganya. [HR. At-Tirmidzi (no. 1663), Ibnu Majah (no. 2799) dan (Ahmad IV/131) dari Sahabat Miqdam bin Ma’di al-Kariba Radhiyallahu ‘anhu. At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih.”]

11. Orang yang pergi berjihad di jalan Allah itu lebih baik dari dunia dan seisinya. [HR. Bukhari (no. 2792), Fat-hul Baari (VI/13-14) dari Sahabat Anas bin Malik.]

12. Orang yang mati syahid, ruhnya berada di qindil (lampu/ lentera) yang berada di Surga. [HR. Muslim (no. 1887) dan Tirmidzi (no. 3011) dari Sahabat Ibnu Mas’ud Radhiyallahu 'anhu]

13. Orang yang mati syahid diampunkan seluruh dosanya kecuali hutang. [HR. Muslim (no. 1886) dari Sahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu ‘anhu at-Tirmi-dzi (no. 1640), dari Sahabat Anas Radhiyallahu ‘anhu, shahih.]

14. Rasulullah bersabda bahwa'puncak persoalan adalah Islam. Barangsiapa pasrah diri (masuk Islam) maka ia selamat. Tiangnya islam adalah sholat & atapnya adalah jihad. Yang dapat mencapainya hanya orang yang paling utama di antara mereka. [HR Thabrani]

15. Berjaga-jaga 1 malam dalam jihad fi sabilillah lebih afdhal (utama) dari 1000 malam disholati malam harinya & dipuasai siangnya [HR Hakim]

3. Keutamaan Syahid

Allah memberikan banyak keutamaan kepada orang yang mati syahid.

وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَالرَّسُولَ فَأُوْلَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاء وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا

Artinya : “Mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An Nisaa : 69)

Para fuqaha juga menggunakan lafazh syahadah untuk kematian di jalan Allah.. (al Mausu’ah al Fiqhiyah juz II hal 9292) dan orang yang mendapatkan syahadah diistilahkan dengan “syahid”.

a. Bau darahnya seperti aroma misk

“Demi dzat yang jiwaku ditanganNya! Tidaklah seseorang dilukai dijalan Allah-dan Allah lebih tahu siapa yang dilukai dijalanNya-melainkan dia akan datang pada hari kiamat : berwarna merah darah sedangkan baunya bau misk” (HR. Ahmad dan Muslim)

Dr. Abdullah Azzam menyampaikan, “Subhanallah ! Sungguh kita telah menyaksikan hal ini pada kebanyakan orang yang mati syahid. Bau darahnya seperti aroma misk (minyak kasturi). Dan sungguh disakuku ada sepucuk surat-diatasnya ada tetesan darah Abdul wahid(Asy Syahid, insya Allah)- dan telah tinggal selama 2 bulan, sedangkan baunya wangi seperti misk.”

b. Tetesan darahnya merupakan salah satu tetesan yang paling dicintai Allah.

“Tidak ada sesuatu yang dicintai Allah dari pada dua macam tetesan atau dua macam bekas : tetesan air mata karena takut kepada Allah dan tetesan darah yang tertumpah dijalan Allah; dan adapun bekas itu adalah bekas (berjihad) dijalan Allah dan bekas penunaian kewajiban dari kewajiban-kewajiban Allah” (HR. At Tirmidzi – hadits hasan)

c. Ingin dikembalikan lagi ke dunia (untuk syahid lagi)

“maka dia (ingin) terbunuh sepuluh kali (lagi) tatkala melihat kemuliaan syahadah” (HR. Al Bukhari-Muslim)

d. Ditempatkan di surga firdaus yang tertinggi

Nabi Saw bersabda kepada Ummu Haritsah binti Nu’man-sdangkan putranya terbunuh diperang badar-ketika dia bertanya kepada beliau (tentang nasib puttranya): “Dimana dia?” Nabi Saw bersabda :”Sesungguhnya dia ada disurga Firdaus yang tinggi.” (H.R. Al Bukhari)

e. Arwah Syuhada ditempatkan di tembolok burung hijau

“Sesungguhnya ruh-ruh para syuhada’ itu ada didalam perut burung hijau. Baginya ada lentera-lentera yang tergantung di arsy. Mereka bebas menikmati surga sekehendak mereka, kemudian singgah pada lentera-lentera itu. Kemudian Rabb mereka memperlihatkan diri kepada mereka dengan jelas, lalu bertanya: “Apakah kalian menginginkan sesuatu?” Mereka menjawab: “Apalagi yang kami inginkan sedangkan kami bisa menikmati surga dengan sekehendak kami?” Rabb mereka bertanya seperti itu sebanyak tiga kali. Maka tatkala mereka merasa bahwasanya mereka harus minta sesuatu, mereka berkata, “Wahai Rabb kami ! kami ingin ruh kami dikembalikan ke jasad-jasad kami sehingga kami dapat berperang dijalanMu sekali lagi. “Maka tatkala Dia melihat bahwasanya mereka tidak mempunyai keinginan lagi, mereka ditinggalkan.” (HR. Muslim)

f. Orang yang mati syahid itu hidup

Dr. Abdullah Azzam menyampaikan, “Dan sungguh kami telah melihat sebagian dari bukti-bukti yang jelas, yang menunjukkan secara nyata bahwa para syuhada’ itu hidup.” Umar hanif menceritakan kepadaku (Abdullah Azzam), dia berkata, “Aku telah membuka dengan tanganku dua belas kuburan para syuhada’. Maka aku tidak lah mendapati seorang syahidpun yang berubah jasadnya ; dan aku lihat sebagian meraka tumbuh jenggotnya dan panjang kukunya didalam kubur.”

Dan kisah dari DR. Babrak yang syahid di Urgun dan mereka membawanya ke Phabi (kamp Muhajirian Afghan di Pesyawar). Ketika anak-anaknya menjenguk (sepulang) dari sekolah dan berdiri disamping kepalanya, dia (Dr. Babrak) menangis dan air matanya mengalir diatas wajahnya.

g. Syahid itu tidak merasakan sakitnya pembunuhan

“Orang yang mati syahid itu tidak merasakan (kesakitan) pembunuhan kecuali sebagaiman seorang diantara kalian merasakan (sakitnya) cubitan.” (HR. Ahmad, At Tirmidzi, An Nasa’i – hadits hasan)

dan diriwayat yang shahih :

“Orang yang mati syahid itu tidak mendapatkan sentuhan pembunuhan kecuali sebagaimana salah seorang diantara kalian mendapatkan cubitan yang dirasakannya.”

Juga dalam Al Qur'an Al Karim:

”Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam Keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.” (QS. Al Imron : 169 – 171)

Dr. Abdullah Azzam menceritakan, ” Kami melihat hal ini pada saudara kami, Khalid al-kurdie dari madinah al Munawwaroh ketika ranjau meledak mengenainya, sehingga terbang kakinya, terbelah perutnya, keluar ususnya dan terkena luka ringan pada tangan luarnya. Datanglah Dr. Shalih al-Laibie mengumpulkan ususnya dan mengembalikan kedalam perutnya seraya menangislah Dr. Shalih. Maka bertanyalah Khalid al-Kurdie kepadanya : “Mengapa engkau menangis, dokter? Ini adalah luka ringan pada tanganku.” dan tinggalah dia berbincang-bincang dengan meraka selama 2 jam hingga akhirnya ia menjumpai Allah. Dia tidak merasakan bahwasanya kakinya telah terpotong dan perutnya terbuka.” [Kado Istimewa untuk sang mujahid karya Syaikh Dr. Abdullah Azzam]

[ص'l/muslimdaily.net/revolusidamai.multiply.com]


Komnas: Noordin Tewas, Polisi Langgar HAM

17 September 2009, 08:11 PM

Jakarta (Arrahmah.com) - Buronan "teroris" nomor wahid Noordin M Top akhirnya tewas di tangan Densus 88. Namun keberhasilan Densus itu ternyata malah dinilai Komnas HAM telah melanggar hak asasi manusia.

"Polri tak boleh arogan. Masalah teroris itu masalah semua orang. Yang disesalkan ini adalah perlakuannya Polri terlalu vulgar. Penanganan terorisme kalau salah, itu melanggar HAM," ujar Wakil Ketua Bidang Internal Komnas HAM Ridha Saleh di Gedung Komnas HAM, Jakarta, Kamis (17/9).

Menurut Ridha, Polri harus berhati-hati menangani teroris, juga harus menghormati harkat dan martabat manusia. Jangan sampai membuat tidak simpati, malah membuat curiga ada apa sebenarnya.

"Penanganan masalah terorisme perlu dievaluasi agar masalah teroris ini tidak muncul masalah baru," pesannya.

Ia mengatakan, Komnas HAM sudah mewanti-wanti agar penanganan masalah teroris harus diperhatikan benar. "Karena data itu sangat penting, karena tidak boleh dibunuh tanpa ada proses hukum," jelasnya. [inilah.com]


Noordin M Top, Selamat Jalan Wahai Mujahid…

19 September 2009, 04:18 AM

Noordin M Top tewas dalam penggrebekan yang dilakukan aparat densus dan kepolisian di desa Mojosongo, Jebres, Solo, Kamis, 17 September 2009. Sebagian besar orang mengutuk dan bergembira dengan tewasnya Noordin. Sedikit yang simpati dan haru dengan kepergiannya. Jikalau pilihan Noordin M Top dalam berjihad memerangi musuh-musuh Islam, utamanya Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya benar, maka betapa beruntungnya dia. Karena dia akan dianggap sebagai mujahid dan mati sebagai syuhada. Insya Allah!

Jihad Hukum Islam Yang Abadi

Banyak orang beranggapan jika seorang pemimpin jihad atau seorang mujahid syahid, maka jihad akan berhenti dan berarti perjuangan mereka mengalami kekalahan. Padahal dalam pandangan Islam, jika seorang mujahid syahid, maka itu adalah sebuah ‘kemenangan’ dan sebuah kemuliaan bagi ummat Islam.

Allah SWT berfirman :

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang Mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu dan itulah kemenangan yang besar.” (QS At Taubah (9) : 111)

Dalam sejarah panjang Islam, telah berlalu para mujahidin menuju syahid, hingga wafatnya Nabi Muhammad SAW, dan hal tersebut merupakan sunatullah (hukum alam dan ketetapan Allah SWT) yang harus terjadi dan dialami oleh kaum Muslimin dalam memperjuangkan agama mereka. Sejak syahidnya para pahlawan perang Badar, Uhud, Khandaq, hingga syahidnya para mujahid di abad modern, seperti Syekh Abdullah Azzam, Syekh Ahmad Yassin, Rantisi, Khattab, Samil Bashayev, Mullah Dadullah, Syekh Yusuf Al Uyairi, Syekh Abu Mus’ab Az Zarqawi, Syekh Mukhlas, Imam Samudra, Amrozi, dan kini Noordin M Top.

Kematian seorang mujahid di tangan musuhnya bisa saja dianggap sebagai sebuah kesuksesan besar, terutama bagi musuh-musuh Islam, yakni Amerika dan sekutu-sekutunya. Tapi bagi mujahid, kematian mulia tersebut atau syahid adalah kemuliaan yang selama ini mereka selalu mencarinya. Karena dalam kamus mereka hanya ada dua kebaikan dan berusaha mendapatkan salah satu darinya, yakni Hidup Mulia atau Mati Syahid.

Syekh Usamah bin Ladin dalam video The Caravan of Syuhada mengatakan:

“Penutup para nabi dan rasul, Muhammad SAW., mengharapkan kedudukan ini. Perhatikan dan renungkan kedudukan seperti apakah yang diharapkan oleh sebaik-baiknya manusia ini. Beliau berharap menjadi seorang syahid. “Demi jiwa Muhammad yang ada ditangan-Nya. Sungguh aku berharap bisa berperang lalu aku terbunuh, kemudian (hidup lagi) untuk berperang lalu aku terbunuh, kemudian (hidup lagi) untuk berperang lalu aku terbunuh.” (Al Hadits)

Hidup yang lama dan panjang ini diringkas oleh Nabi SAW dengan petunjuk Allah SWT., dalam sabda Beliau di atas. Beliau sangat menginginkan kedudukan ini. Orang yang bahagia adalah orang yang telah dipilih oleh Allah SWT sebagai seorang syahid.

“Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, sebenarnya mereka itu hidup di sisi Tuhannya mendapat rezeki. Mereka bergembira dengan karunia yang diberikan Allah kepadanya, dan bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka bahwa tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia dari Allah. Dan sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran (3) : 168-171)

Wallahu’alam bis Showab! (M.Fachry/arrahmah.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar