Sabtu, 26 September 2009

Strategi Al Qaidah (tanzim al Qaidatul Jihad) menegakkan Khilafah

Membaca Strategi Al Qaeda

Al qaeda adalah sebuah harokah jihadiyah terbesar hari ini yang tersebar di seluruh dunia sebagai dampak berkah pada masa jihad difensif melawan invasi rusia ke bumi alloh Afghanistan pada 1979, ketika itu mu’askar “Sadaa” dengan sesepuhnya Syekh Abdulloh Azzam rohimahulloh mulai membentuk kader-kader mujahid masa depan yang handal untuk masa depan ibadah jihad di dunia internasional.

Sebuah kitab ”Zarqowi, generasi kedua al qaeda“ menjelaskan fase-fase yang akan dilalui oleh “al qaeda” atau apa yang disebut strategi “al qaeda” dari tahun 2001 hingga 2020 m. Dalam menyusun strateginya gerakan jihadiyah ini membagi menjadi enam fase :

Fase pertama :

Fase “daya kejut”

(permulaan tahun 2000 – masuk nya Amerika ke Baghdad 9-4-2003).
Sebuah fase yang didasari dengan lemahnya ummat islam hari ini, sehingga perlu dikejutkan dengan pukulan yang penuh barokah terhadap Amerika, satu-satunya super power yang masih ada, yaitu peristiwa bersejarah 11 September 2001 “kubro”.

Diiringi dengan pukulan-pukulan untuk memecahkan konsentrasi musuh sekaligus memukul ekor “ular naga” supaya melihat ke belakang dengan tanpa persiapan yang kuat, begitu pula untuk merontokan “moral “ musuh maka dipilihlah “11 September shughroo” Bom London, Bali 1dan 2, Madrid dan yang lainnya.

Fase kedua :

“Memancing singa turun gunung” sebuah strategi sebagai dampak positif atas serangan 11 September, mau tidak mau memaksa Amerika, si singa ompong untuk keluar dengan tanpa didahului oleh persiapan yang matang. Maka turunlah si Ompong tadi ke “killing zone” Iraq dan Afghanistan yang akan menyedot mengecup titik darah penghabisan. Realita kenyataan bisa dilihat dari karya mujahidin, baik berupa video dan berita.

Fase ketiga :

“Membikin tempat pijakan awal untuk memperluas ibadah jihad”, maka dijadikan Iraq sebagai pijakan untuk menggerakkan perputaran ibadah jihad di seluruh dunia, sekaligus menjadikan Iraq sebagai qiblat mujahidin dalam “ibadah jihad” dengan memfokuskan pukulan terhadap kepentingan amerika dan sekutunya. Terbentuklah “Daulah Islamiyah Iraq” dengan amirnya Syekh Abu Umar al baghdady sebagai titik awal untuk melanjutkan ibadah jihad. Semoga daulah Islamiyah tetap eksis dalam perjalanannya.

Fase ke empat :

“Mendaratkan pukulan untuk negara yahudi “. Pada fase ini mujahidin yang dipelopori oleh “al qaeda“ akan membuat dinamika perubahan perubahan di daerah sekitar Iraq, ibukota daulah Islamiyah, dengan berkosentrasi pada wilayah Syam (Libanon, Jordan, Syria). Boleh jadi apa yang terjadi hari ini dengan kehadiran harokah jihadiyah “Fath al Islam“ dan “Jundulloh” sebagai bentuk aplikasi dari awal fase ini.

Fase ke lima :

“Menjatuhkan penguasa-penguasa murtad rezim arab sekitar Iraq” ini dikarenakan untuk sebuah persiapan menuju perang total melawan musuh terbesar dari kafir asli harby Amerika dan sekutunya, penguasa murtad arab ini contohnya negara-negara teluk, negara-negara arab yang banyak membantu penjajahan di berbagai dunia Islam dan mempersiapkan sebuah kaderisasi kedepan. Begitu pula tanpa penguasa murtad, sebuah penguasa kafir asli tidak bisa menjajah tanah air ummat Islam.

Fase ke enam :

“ Perang total”, menuju perang total tanpa batas dan persiapan untuk sebuah Khilafah dibawah bendera tauhid Ahlus Sunnah wal jama’ah, sebuah khilafah dari cucuran darah para syuhada’. Dalam fase ini sudah terpenuhi berbagai syarat sehingga pada deklarasi “perlawanan total dengan kubu kebatilan” bisa terlihat jelas pada fase ini dan kubu “alhaq“ akan memenangkan dalam pertarungan total menuju Izzatul Islam dan muslimin.

Mega proyek ini tidak bisa lancar kecuali ada dukungan dari ummat islam di seluruh dunia, khususnya para mujahidin sebagai pioner thoifah almanshuroh. Ini sebuah “ikhtiyar” sederhana dari mujahidin al qaeda, dan hanyalah ALlah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar