Jumat, 25 September 2009

Arba’un haditsan fi Fadl-li al-Jihad war-Ribath

Hadis Arba’in
Tentang Keutamaan Jihad dan Ribath

Karya ;
Al- Allamah, al-Faqih al-Mujahid
Abu al-Hasan Ali bin Muhammad Barakah al-Andalusi at-Tuthwani
Wafat tahun 1120 H


الحديث الأول
Hadis pertama

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ قَيْسٍ: أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ الرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِلْمَغْنَمِ وَالرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِلذِّكْرِ وَالرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِيُرَى مَكَانُهُ فَمَنْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ . [رواه البخاري ومسلم]
Dari Abdullah bin Qais, Abu Musa  , berkata: Seorang lelaki menatangi Nabi  lalu berkata; seorang yang berperang karena mencari ghanimah (harta rampasan perang), seorang yang berperang karena ingin dikenang, dan seorang yang berperang karena ingin dipandang kedudukannya, manakah yang di jalan Allah? Rasulullah  bersabda; Barangsiapa berperang untuk menjadikan kalimah (agama) Allah tinggi itulah yang di jalan Allah (HR al-Bukhari dan Muslim)

الحديث الثاني
Hadis Kedua

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ ، عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْر، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ. قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لأَنْ يُقَالَ جَرِىءٌ. فَقَدْ قِيلَ. ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ. قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ. وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ. فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ. وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلاَّ أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ. فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ أُلْقِىَ فِى النَّارِ [رواه مسلم].
Dari Abu Hurairah; Abdurrahman bin Shakhr , berkata; Aku mendengar Rasulullah  bersabda; Sesungguhnya manusia yang pertama-tama diadili pada hari kiamat kelak adalah seorang yang mati syahid.Dia akan dihadapkan pada nikmat-nikmatnya dan dia mengenalnya. (Allah) berkata, `Apa yang engkau lakukan dengan itu semua?’ `Aku telah berperang demi Engkau, hingga aku mati syahid. (Allah) berkata, `Engkau bohong! Engkau berperang agar disebut sebagai orang yang pemberani.’ Dan kau telah disebut sebagai pemberani Kemudian Allah memerintahkan (malaikat) untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka.
Kemudian seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya dan juga membaca Al Qur’an. Dia didatangkan kemudian diingatkan kepadanya nikmat-nikmat yang sudah didapatkannya dan dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apakah yang sudah kau perbuat dengannya ?” Maka dia menjawab, “Aku menuntut ilmu, mengajarkannya dan membaca Al Qur’an karena-Mu.” Allah berfirman, ”Engkau dusta, sebenarnya engkau menuntut ilmu supaya disebut orang alim. Engkau membaca Qur’an supaya disebut sebagai Qari’.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka.”
Kemudian ada seseorang yang telah mendapatkan anugerah kelapangan harta. Dia didatangkan dan diingatkan kepadanya nikmat-nikmat yang diperolehnya. Maka dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apakah yang sudah kamu perbuat dengannya?” Dia menjawab, “Tidaklah aku tinggalkan suatu kesempatan untuk menginfakkan harta di jalan-Mu kecuali aku telah infakkan hartaku untuk-Mu.” Allah berfirman, “Engkau dusta, sebenarnya engkau lakukan itu demi mendapatkan julukan orang yang dermawan, dan engkau sudah memperolehnya.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka. (HR Muslim)

الحديث الثالث
Hadis Ketiga

عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ، عَبْدِ اللهِ ابْنِ عَبَّاسٍ وَأُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ قَالاَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا هِجْرَةَ بَعْدَ الْفَتْحِ وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ وَإِذَا اسْتُنْفِرْتُمْ فَانْفِرُوا [رواه البخاري ومسلم.]
Dari Abu al-‘Abbas, Abdullah bin ‘Abbas , dan ummul Mukminin, Ummu Abdillah, Aisyah , mereka berkata; Rasulullah  bersabda; Tidak ada hijrah setelah penaklukan (fath), tetapi jihad dan niat, dan apabila kalian diminta untuk berperang maka berangkatlah berperang (HR al-Bukhari dan Muslim)

الحديث الرابع
Hadis Keempat

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ إِيْمَانٌ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ جِهَادٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ حَجٌّ مَبْرُورٌ [رواه البخاري و مسلم].
Dari Abu Hurairah , berkata; nabi  ditanya, Apakah amal yang paling utama? Beliau menjawab, “Iman kepada Allah dan rasulNya. Lalu ditanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Jihad fi sabilillah” Kemudian ditanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab, “Haji yang mabrur” (HR al-Bukhari dan Muslim)

الحديث الخامس
Hadis Kelima

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِى قَتَادَةَ عَنْ أَبِى قَتَادَةَ أَنَّهُ سَمِعَهُ يُحَدِّثُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَامَ فِيهِمْ فَذَكَرَ لَهُمْ أَنَّ الْجِهَادَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَالإِيمَانَ بِاللَّهِ أَفْضَلُ الأَعْمَالِ فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ قُتِلْتُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ تُكَفَّرُ عَنِّى خَطَايَاىَ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم نَعَمْ إِنْ قُتِلْتَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَأَنْتَ صَابِرٌ مُحْتَسِبٌ مُقْبِلٌ غَيْرُ مُدْبِرٍ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَيْفَ قُلْتَ قَالَ أَرَأَيْتَ إِنْ قُتِلْتُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ أَتُكَفَّرُ عَنِّى خَطَايَاىَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم نَعَمْ وَأَنْتَ صَابِرٌ مُحْتَسِبٌ مُقْبِلٌ غَيْرُ مُدْبِرٍ إِلاَّ الدَّيْنَ فَإِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ قَالَ لِى ذَلِكَ .[رواه مسلم]
Dari Abdillah bin Abu Qatadah, dari Abu Qutadah , bahwasannya ia telah mendengar ia menceritakan tentang Rasulullah , bahwasannya beliau telah berdiri di antara para shahabat kemudian menyebutkan, “Sesungguhnya Jihad fi Sabilillah dan Iman kepada Allah itu adalah amal-amal yang paling utama.” Maka berdirilah salah seorang shahabatn kemudian ia berkata: “Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu jika saya terbunuh fi sabilillah, apakah semua dosa-dosa saya terhapus?” kemudian Rasulullah  menjawab: “Ya, jika engkau terbunuh fi sabilillah sedangkan engkau sabar, semata-mata mencari pahala, maju terus, tidak mundur.” Kemudian Rasulullah  berkata: “Bagaimana tadi apa yang engkau katakan?” Ia bertanya: “Bagaimana pendapatmu jika saya terbunuh fi sabilillah, apakah semua kesalahan saya juga akan terhapus? Maka Rasulullah  menjawab: “Ya, apabila kamu bersabar, semata- mata mencari pahala, maju terus tidak mundur, kecuali hutang (tidak akan terhapus), karena sesungguhnya Jibril  mengatakan demikian kepadaku.” (HR Muslim).

الحديث السادس
Hadis Keenam

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قِيلَ لِلنَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم مَا يَعْدِلُ الْجِهَادَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ لاَ تَسْتَطِيعُونَهُ . [قَالَ فَأَعَادُوا عَلَيْهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا كُلُّ ذَلِكَ يَقُولُ لاَ تَسْتَطِيعُونَهُ]. وَقَالَ فِى الثَّالِثَةِ مَثَلُ الْمُجَاهِدِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ الصَّائِمِ الْقَائِمِ الْقَانِتِ بِآيَاتِ اللَّهِ لاَ يَفْتُرُ مِنْ صِيَامٍ وَلاَ صَلاَةٍ حَتَّى يَرْجِعَ الْمُجَاهِدُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ تَعَالَى [رواه البخاري ومسلم، والسياق له.]
وَفِيْ رِوَايَةِ الْبُخَارِيِّ عَنْ أَبِيْ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَيْضًا: قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ يَعْدِلُ الْجِهَادَ قَالَ لَا أَجِدُهُ قَالَ هَلْ تَسْتَطِيعُ إِذَا خَرَجَ الْمُجَاهِدُ أَنْ تَدْخُلَ مَسْجِدَكَ فَتَقُومَ وَلَا تَفْتُرَ وَتَصُومَ وَلَا تُفْطِرَ قَالَ وَمَنْ يَسْتَطِيعُ ذَلِكَ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ إِنَّ فَرَسَ الْمُجَاهِدِ لَيَسْتَنُّ فِي طِوَلِهِ فَيُكْتَبُ لَهُ حَسَنَاتٍ.
Dari Abu Hurairah . Berkata, Rasulullah . pernah ditanya, “Apakah yang menyamai jihad fie sabilillah? Jawab beliau: Kamu tidak mampu mengerjakannya. [Kemudian mereka mengulangi pertanyaan itu dua atau tiga kali, semuanya dijawab oleh beliau: Kamu tidak akan mampu mengerjakannya] . Lalu beliau mengatakan: Perumpamaan Mujahid di jalan Allah itu seperti orang yang berpuasa, berdiri shalat, tetap membaca ayat-ayat Allah, dan ia tidak berbuka dari puasanya dan tidak berhenti dari shalatnya sehingga mujahid itu kembali.” (HR Bukhari, Muslim, Nasai, & Ibn Majah)
Di dalam riwayat al-Bukhari, juga dari Abu Hurairah , berkata; Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah  lalu bertanya, “Tunjukkan kepadaku pada suatu amal yang sepadan dengan jihad. Beliau menjawab, “Tidak saya temukan. Orang itu bertanya; Dan siapakah yang mampu melakukan itu, Abu Hurairah  berkata; Sesungguhnya kuda seorang mujahid yang berlari dengan melompat di dalam tali kendalinya dituliskan beberapa kebaikan baginya.

الحديث السابع
Hadis Ketujuh

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَصَامَ رَمَضَانَ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ جَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ جَلَسَ فِي أَرْضِهِ الَّتِي وُلِدَ فِيهَا فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نُبَشِّرُ النَّاسَ قَالَ إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ [وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ] [رواه البخاري].
Dari Abu Hurairah , Rasulullah  bersabda; Barangsiapa beriman kepada Allah dan RasulNya, mendirikan shalat, berpuasa bulan Ramadlan, maka ia berhak dimasukkan ke dalam sorga oleh Allah, baik berjihad di jalan Allah atau duduk saja di negerinya tempat ia dilahirkan. Para shahabat bertanya, Wahai Rasulullah, apakah tidak kita sampaikan kepada umat manusia? Beliau bersabda; Sesungguhnya di sorga ada 100 tingkat yang telah disediakan oleh Allah kepada mujahidin fi sabilillah, antara satu tingkat dengan tingkat yang lain seperti jarak antara langit dengan bumi, maka jika kalian memohon kepada Allah mohonlah sorga Firdaus, sorga itu terletak di tengah-tengah sorga dan paling tinggi, [Aku melihatnya] di atasnya adalah Arsy ar-Rahman (Allah), [dan dari sana memancar air sungai sorga] (HR al-Bukhari)

الحديث الثامن
Hadis Kedelapan

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ سَعْدِ بْنِ مَالِكٍ بْنِ سِنَان الْخُدْرِىِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ يَا أَبَا سَعِيدٍ مَنْ رَضِىَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ . فَعَجِبَ لَهَا أَبُو سَعِيدٍ فَقَالَ أَعِدْهَا عَلَىَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَفَعَلَ ثُمَّ قَالَ وَأُخْرَى يُرْفَعُ بِهَا الْعَبْدُ مِائَةَ دَرَجَةٍ فِى الْجَنَّةِ مَا بَيْنَ كُلِّ دَرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ . قَالَ وَمَا هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ .[رواه مسلم.]
Dari Abu Sa’id, Sa’d bin Malik bin Sinan al-Khudriy , bahwa Rasulullah  berkata, wahai Abu Sa’id, siapa yang ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai nabinya, dia pasti akan memperoleh surga. Abu Sa’id merasa takjub dan berkata, “Ulangi untukku, ya Rasulullah.” Beliau mengulanginya dan berkata, ”Dan dengan yang lainnya, seorang hamba diangkat derajatnya 100 tingkat di dalam surga, yang jarak antara dua tingkatnya seperti jarak langit dan bumi.” Kata Abu Sa’id , “Apakah itu, ya Rasulullah?” Beliau berkata, “Jihad di jalan Allah, jihad di jalan Allah.” (HR. Muslim)

الحديث التاسع
Hadis Kesembilan

عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ أم عبد الله عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ نَرَى الْجِهَادَ أَفْضَلَ الْعَمَلِ أَفَلَا نُجَاهِدُ قَالَ [لاَ] لَكِنَّ أَفْضَلَ الْجِهَادِ حَجٌّ مَبْرُورٌ [ رواه البخاري.]
Dari Ummul Mu’minin, Ummu Abdillah, A’isyah , berkata, wahai Rasulullah, kami melihat jihad adalah amal yang paling utama, mengapa kami tidak (dilibatkan dalam) berjihad? Beliau menjawab, “Tidak, tetapi jihad yang paling utama (bagi wanita) adalah hajji yang mabrur (HR al-Bukhari)

الحديث العاشر
Hadis Kesepuluh

عَنْ أَبِيْ حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَغَدْوَةٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ رَوْحَةٌ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا [رواه البخاري ومسلم].
Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik , Pelayan Rasulullah , ia berkata; Rasulullah  bersabda, Sungguh pagi hari berangkat atau sore hari kembali dari berjihad di jalan Allah lebih baik dari dunia dan seisinya.” (al-Bukhari dan Muslim)

الحديث الحادي عشر
Hadis Kesebelas

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُؤْمِنٌ يُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ قَالُوا ثُمَّ مَنْ قَالَ مُؤْمِنٌ فِي شِعْبٍ مِنْ الشِّعَابِ يَتَّقِي اللَّهَ وَيَدَعُ النَّاسَ مِنْ شَرِّهِ [ رواه البخاري ومسلم.]
Dari Abu Said al-Khudlri ra , ia berkata, Rasulullah ditanya, ‘Manusia seperti apakah yang paling utama ya Rasulullah?’, Beliau menjawab, “Mu’min yang berjihad dengan jiwanya dan hartanya.” Laki-laki itu bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, “Seseorang mukmin yang ada di jalan menuju celah bukit ia bertaqwa kepada Allah dan meninggalkan manusia karena keburukannya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

الحديث الثاني عشر
Hadis Keduabelas

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ مِنْ خَيْرِ مَعَاشِ النَّاسِ لَهُمْ رَجُلٌ مُمْسِكٌ عِنَانَ فَرَسِهِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ يَطِيرُ عَلَى مَتْنِهِ كُلَّمَا سَمِعَ هَيْعَةً أَوْ فَزْعَةً طَارَ عَلَيْهِ يَبْتَغِى الْقَتْلَ وَالْمَوْتَ مَظَانَّهُ أَوْ رَجُلٌ فِى غُنَيْمَةٍ فِى رَأْسِ شَعَفَةٍ مِنْ هَذِهِ الشَّعَفِ أَوْ بَطْنِ وَادٍ مِنْ هَذِهِ الأَوْدِيَةِ يُقِيمُ الصَّلاَةَ وَيُؤْتِى الزَّكَاةَ وَيَعْبُدُ رَبَّهُ حَتَّى يَأْتِيَهُ الْيَقِينُ لَيْسَ مِنَ النَّاسِ إِلاَّ فِى خَيْرٍ. [رواه مسلم.]
Dari Abu Hurairah , ia berkata, Rasulullah , bersabda. Di antara bentuk sebaik-baik keadaan hidup manusia ialah seseorang yang memegang kendali kudanya untuk melakukan peperangan fi-sabilillah, ia menunggang kuda di atas punggungnya. Setiap kali ia mendengar suara gemuruh atau suara dahsyat di medan peperangan itu, ia segera terbang ke sana untuk mencari pembunuhan dan kematian yang disangkanya bahwa di sanalah tempatnya (kematian). Atau seseorang yang memelihara kambing di puncak gunung dari beberapa puncak gunung yang ada, ataupun di suatu lembah dari beberapa lembah ini. la mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta menyembah Tuhannya sehingga keyakinan (kematian) mendatanginya. Tidak ada sesuatu pada manusia tersebut kecuali dalam kebaikan.” (Riwayat Muslim)

الحديث الثالث عشر
Hadis ketigabelas

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَعَبْدُ الدِّرْهَمِ وَالْقَطِيفَةِ وَالْخَمِيصَةِ إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ سَخِطَ تَعِسَ وَانْتَكَسَ وَإِذَا شِيكَ فَلَا انْتَقَشَ طُوبَى لِعَبْدٍ آخِذٍ بِعِنَانِ فَرَسِهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَشْعَثَ رَأْسُهُ مُغْبَرَّةٍ قَدَمَاهُ إِنْ كَانَ فِي الْحِرَاسَةِ كَانَ فِي الْحِرَاسَةِ وَإِنْ كَانَ فِي السَّاقَةِ كَانَ فِي السَّاقَةِ إِنْ اسْتَأْذَنَ لَمْ يُؤْذَنْ لَهُ وَإِنْ شَفَعَ لَمْ يُشَفَّعْ [رواه البخاري].
Dari Abu Hurairah . Dari Nabi Saw bersabda: “Celakalah hamba dinar, dirham, kain beludru dan pakaian sutera. Jika diberi ia rela dan jika tidak diberi ia murka. Dia amat rugi dan jatuh menjungkir. Jika ia tertusuk duri ia tidak dapat mencabutnya. Beruntunglah bagi hamba yang mengambil tali kekang kudanya untuk berjuang di jalan Allah, kusut rambutnya dan kedua kakinya berdebu. Jika ia berada di bagian pertahanan dia senantiasa ditempat itu. Dan jika dia berada bagian depan dia senantiasa ditempat itu. Jika dia meminta ijin dia tidak diizinkan dan jika dia meminta syafat (bantuan) dia tidak mendapat bantuan.” (HR. Bukhari) .

الحديث الرابع عشر
Hadis Keempatbelas

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم تَضَمَّنَ اللَّهُ لِمَنْ خَرَجَ فِى سَبِيلِهِ لاَ يُخْرِجُهُ إِلاَّ جِهَادًا فِى سَبِيلِى وَإِيمَانًا بِى وَتَصْدِيقًا بِرُسُلِى فَهُوَ عَلَىَّ ضَامِنٌ أَنْ أُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ أَوْ أَرْجِعَهُ إِلَى مَسْكَنِهِ الَّذِى خَرَجَ مِنْهُ نَائِلاً مَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ أَوْ غَنِيمَةٍ. وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ مَا مِنْ كَلْمٍ يُكْلَمُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَهَيْئَتِهِ حِينَ كُلِمَ لَوْنُهُ لَوْنُ دَمٍ وَرِيحُهُ مِسْكٌ وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوْلاَ أَنْ يَشُقَّ عَلَى الْمُسْلِمِينَ مَا قَعَدْتُ خِلاَفَ سَرِيَّةٍ تَغْزُو فِى سَبِيلِ اللَّهِ أَبَدًا وَلَكِنْ لاَ أَجِدُ سَعَةً فَأَحْمِلَهُمْ وَلاَ يَجِدُونَ سَعَةً وَيَشُقُّ عَلَيْهِمْ أَنْ يَتَخَلَّفُوا عَنِّى وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوَدِدْتُ أَنِّى أَغْزُو فِى سَبِيلِ اللَّهِ فَأُقْتَلُ ثُمَّ أَغْزُو فَأُقْتَلُ ثُمَّ أَغْزُو فَأُقْتَلُ . [رواه مسلم].
Dari Abu Hurairah berkata. Rasulullah saw bersabda;: Allah menjamin orang yang keluar di jalan-Nya yang tidak didorong kecuali karena untuk berjihad di jalan-Ku, beriman dengan-Ku serta percaya kepada rasul-rasul-Ku. Maka ia Aku jamin, untuk Aku masukkan ke dalam surga atau Aku pulangkan kembali ke rumahnya tempat ia berangkat dengan memperoleh pahala atau ghanimah (harta rampasan). Demi Tuhan Yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak ada satu luka pun yang terjadi di jalan Allah kecuali pada hari kiamat akan tampak dalam keadaannya semula ketika ia terluka, warnanya adalah warna darah tetapi baunya adalah bau minyak kasturi. Demi Tuhan Yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, jika tidak memberatkan kaum muslimin, niscaya aku tidak akan pernah tinggal di belakang pasukan perang yang aku utus untuk berperang di jalan Allah. Tetapi aku tidak mendapatkan kendaraan lebih sehingga aku dapat menyertakan mereka dan mereka pun tidak mendapatkan kendaraan lebih padahal ada perasaan berat bagi mereka untuk tidak ikut serta bersamaku. Demi Tuhan Yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya. Sesungguhnya aku sangat menginginkan untuk berperang di jalan Allah lalu terbunuh, kemudian berperang lagi dan terbunuh lagi, kemudian berperang lagi dan akhirnya terbunuh lagi (HR Muslim)

الحديث الخامس عشر
Hadis Kelimabelas

عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الله النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رضي الله عنه قَالَ كُنْتُ عِنْدَ مِنْبَرِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ رَجُلٌ مَا أُبَالِى أَنْ لاَ أَعْمَلَ عَمَلاً بَعْدَ الإِسْلاَمِ إِلاَّ أَنْ أُسْقِىَ الْحَاجَّ. وَقَالَ آخَرُ مَا أُبَالِى أَنْ لاَ أَعْمَلَ عَمَلاً بَعْدَ الإِسْلاَمِ إِلاَّ أَنْ أَعْمُرَ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ. وَقَالَ آخَرُ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ أَفْضَلُ مِمَّا قُلْتُمْ. فَزَجَرَهُمْ عُمَرُ وَقَالَ لاَ تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ عِنْدَ مِنْبَرِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَلَكِنْ إِذَا صَلَّيْتُ الْجُمُعَةَ دَخَلْتُ فَاسْتَفْتَيْتُهُ فِيمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيهِ. فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ (أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ) الآيَةَ إِلَى آخِرِهَا. [رواه مسلم].
Dari Abu Abdillah an-Nu’man bin Basyir , ia berkata, “Aku pernah berada di sisi mimbar Rasulullah SAW, lalu ada seseorang yang berkata, “Aku tak peduli, aku tidak akan melakukan pekerjaan apapun, sesudah (masuk) Islam kecuali memberi minum pada orang haji”. Lalu di jawab oleh yang lain, “Kalau aku tak peduli, aku tidak mengamalkan amalan apapaun setelah (masuk) Islam kecuali memakmurkan masjidil haram”. Lalu di sambut lagi oleh yang lain, ”berjihad di jalan Allah lebih utama dari semua amal yang kalian katakan itu,”
Kemudian Umar bin Khattab melarang mereka, ia berkata “Kalian jangan berbicara keras di sisi mimbar Rasulullah saw”. Saat itu terjadi pada hari Jum’at. Sesudah selesai menunaikan sholat Jum’at, kami mendatangi Rasulullah dan menanyakan tentang apa yang kami perbincangkan, maka turunlah firman Allah swt. “Apakah orang-orang yang memberi minuman kepada orang haji dan mengurus Masjidil Haram kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta bejihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah dan Alah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang dzalim (at-Taubah;19) (HR Muslim)

الحديث السادس عشر
Hadis Keenambelas

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ بَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بُسَيْسَةَ عَيْنًا يَنْظُرُ مَا صَنَعَتْ عِيرُ أَبِى سُفْيَانَ فَجَاءَ وَمَا فِى الْبَيْتِ أَحَدٌ غَيْرِى وَغَيْرُ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ لاَ أَدْرِى مَا اسْتَثْنَى بَعْضَ نِسَائِهِ قَالَ فَحَدَّثَهُ الْحَدِيثَ قَالَ فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَتَكَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ لَنَا طَلِبَةً فَمَنْ كَانَ ظَهْرُهُ حَاضِرًا فَلْيَرْكَبْ مَعَنَا . فَجَعَلَ رِجَالٌ يَسْتَأْذِنُونَهُ فِى ظُهْرَانِهِمْ فِى عُلْوِ الْمَدِينَةِ فَقَالَ لاَ إِلاَّ مَنْ كَانَ ظَهْرُهُ حَاضِرًا . فَانْطَلَقَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَأَصْحَابُهُ حَتَّى سَبَقُوا الْمُشْرِكِينَ إِلَى بَدْرٍ وَجَاءَ الْمُشْرِكُونَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لاَ يُقَدِّمَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ إِلَى شَىْءٍ حَتَّى أَكُونَ أَنَا دُونَهُ . فَدَنَا الْمُشْرِكُونَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قُومُوا إِلَى جَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالأَرْضُ . قَالَ يَقُولُ عُمَيْرُ بْنُ الْحُمَامِ الأَنْصَارِىُّ يَا رَسُولَ اللَّهِ جَنَّةٌ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالأَرْضُ قَالَ نَعَمْ . قَالَ بَخٍ بَخٍ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَا يَحْمِلُكَ عَلَى قَوْلِكَ بَخٍ بَخٍ . قَالَ لاَ وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِلاَّ رَجَاءَةَ أَنْ أَكُونَ مِنْ أَهْلِهَا. قَالَ فَإِنَّكَ مِنْ أَهْلِهَا . فَأَخْرَجَ تَمَرَاتٍ مِنْ قَرْنِهِ فَجَعَلَ يَأْكُلُ مِنْهُنَّ ثُمَّ قَالَ لَئِنْ أَنَا حَيِيتُ حَتَّى آكُلَ تَمَرَاتِى هَذِهِ إِنَّهَا لَحَيَاةٌ طَوِيلَةٌ قَالَ فَرَمَى بِمَا كَانَ مَعَهُ مِنَ التَّمْرِ. ثُمَّ قَاتَلَهُمْ حَتَّى قُتِلَ. [رواه مسلم].
Dari Anas bin Malik , ia berkata: Rasulullah saw menugaskan Busaisah sebagai mata-matai utuk mengawasi apa yang dilakukan oleh kafilah Abu Sufyan. Ketika Busaisah datang (untuk melapor) di rumah tidak ada seorang pun selain aku dan Rasulullah saw, aku tidak tahu barangkali terkecualikan (ada) sebagian isteri beliau (di rumah). Lalu Busaisah menyampaikan laporannya. Anas berkata: Kemudian Rasulullah keluar dan bersabda: “Sesungguhnya kita mempunyai satu tujuan, siapa yang telah siap kendaraannya, berangkatlah bersama-sama kami” Seorang laki-laki minta izin kepada baginda hendak mengambil kenderaannya di luar kota. Beliau bersabda: “Tidak usah, cukup orang-orang yang kendaraannya telah siap saja!” Maka berangkatlah Rasulullah saw berserta para sahabatnya sehingga mereka lebih dahulu tiba di Badr dari pada kaum musyrikin. Setelah kaum musyrikin tiba, Rasulullah saw bersabda, “Kalian tidak boleh bertindak sebelum ada perintah daripadaku!” Setelah kaum musyrikin tembah dekat maka bersabda baginda, “Majulah kalian ke syurga yang lebarnya selebar langit dan bumi!” Lalu Umair bin al-Humam al-Anshari  bertanya, “Ya, Rasulullah! Syurga lebarnya selebar langit dan bumi?” Jawab nabi, “Ya”. Umair berkata, “Wah, wah!” Rasulullah saw bertanya, “Apa yang membuatmu mengatakan wah, wah?” Jawab Umair, “Tidak, demi Allah, ya Rasulullah, Aku hanya berharap semoga aku menjadi penghuninya.” Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya engkau termasuk penghuninya!” Kemudian Umair mengeluarkan kurma dari kantong perbekalannya lalu ia memakannya sebagian. Sesudah itu dia berkata, “Seandainya aku masih hidup sehingga aku bisa menghabiskan kurmaku ini, sungguh suatu kehidupan (dunia) yang panjang.” Anas berkata, Lalu Umair melemparkannya kurma yang masih tersisa di tangannya lalu dia maju bertempur melawan musuh sehingga dia tewas terbunuh.” (HR Muslim)

الحديث السابع عشر
Hadis Ketujuhbelas

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِى أَوْفَى رضي الله عنه [فَكَتَبَ إِلَى عُمَرَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ حِينَ سَارَ إِلَى الْحَرُورِيَّةِ يُخْبِرُهُ] أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِى بَعْضِ أَيَّامِهِ الَّتِى لَقِىَ فِيهَا الْعَدُوَّ انْتَظَرَ حَتَّى إِذَا مَالَتْ الشَّمْسُ ثُمَّ قَامَ فِي النَّاسِ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ لاَ تَتَمَنَّوْا لِقَاءَ الْعَدُوِّ وَاسْأَلُوا اللَّهَ الْعَافِيَةَ فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاصْبِرُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ ظِلاَلِ السُّيُوفِ. ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ وَمُجْرِىَ السَّحَابِ وَهَازِمَ الأَحْزَابِ اهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ [رواه البخاري ومسلم].
Dari ‘Abdullah bin Abi Aufa, [bahwa ia menulis surat kepada 'Umar bin 'Ubaidillah ketika akan berangkat memerangi kaum Haruriyah, ia mengabarkan kepadanya] bahwa Rasulullah pada suatu hari ketika bertemu dengan musuh, beliau menunggu hingga apabila matahari telah condong beliau berbicara di di depan manusia (para shahabat), lalu bersabda, “Wahai manusia, janganlah mengharap bertemu musuh, mintalah kekuatan kepada Allah. Apabila kalian bertemu musuh, maka bersabarlah dan ketahuilah bahwa Surga berada di bawah naungan pedang.” Kemudian nabi saw bersabda, “Ya Allah, yang telah menurunkan kitab, menjalankan awan, hancurkanlah persekutuan (musuh), kalahkanlah mereka dan berilah pertolongan kepada kami dalam melawan mereka (HR Bukhari dan Muslim).

الحديث الثامن عشر
Hadis Kedelapanbelas

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ وَلَمْ يُحَدِّثْ بِهِ نَفْسَهُ مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنْ نِفَاقٍ [رواه مسلم].
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda; barangsiapa mati padahal ia belum pernah berperang, dan tidak pernah terlintas di benaknya keinginan untuk berperang maka ia mati di atas salah satu cabang kemunafikan (HR Muslim)

الحديث التاسع عشر
Hadis Kesembilanbelas

عَنْ بُرَيْدَةَ بْنِ الْحُصَيْبِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم حُرْمَةُ نِسَاءِ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ كَحُرْمَةِ أُمَّهَاتِهِمْ وَمَا مِنْ رَجُلٍ مِنَ الْقَاعِدِينَ يَخْلُفُ رَجُلاً مِنَ الْمُجَاهِدِينَ فى أَهْلِهِ فَيَخُونُهُ فِيهِمْ إِلاَّ وُقِفَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَأْخُذُ مِنْ عَمَلِهِ مَا شَاءَ [ثُمَّ الْتَفَتَ إِلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ ] فَمَا ظَنُّكُمْ. وَرَوَاهُ عَلْقَمَةُ بْنُ مُرْثِدٍ بِهَذَا اْلإِسْناَدِ وَقَالَ قِيْلَ لَهُ َخُذْ مِنْ حَسَنَاتِهِ مَا شِئْتَ. [رواه مسلم].
Dari Buraidah bin al-Hushaib , ia berkata; Rasulullah saw bersabda, kemuliaan isteri mujahidin atas orang yang duduk-duduk (tidak berjihad) seperti kemuliaan ibu mereka. Dan tidaklah seseorang di antara yang tidak berangkat berjihad, ia menggantikan seorang mujahid (dalam memberikan nafkah) kepada keluarganya lalu ia berkhianat kepadanya dalam keluarganya melainkan pada hari kiamat ia akan berdiri di hadapan mujahid lalu ia mengambil amal penggantinya itu sekehendaknya. [Kemudian Rasulullah saw berpaling ke arah kami, dan bersabda, “Apa pendapat kalian?”] Dan diriwayatkan juga oleh Alqamah bin Murtsid dengan sanad ini, ia berkata, dikatakan kepadanya (Mujahid): Ambillah kebaikan-kebaikannya sesukamu” (HR Muslim)

الحديث العشرون
Hadis keduapuluh

عَنْ أَبِي عَبْسٍ [هُوَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ جَبْرٍ] رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا اغْبَرَّتْ قَدَمَا عَبْدٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَتَمَسَّهُ النَّارُ [رواه البخاري وغيره.]
Dari Abu ‘Abs, yaitu Abdurrahman bin Jabr , bahwa Rasulullah saw bersabda; tidaklah kedua telapak kaki seorang hamba berdebu di jalan Allah lalu ia tersentuh oleh api neraka (HR al-Bukhari dan lainnya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar